Petani Lampung Barat Terancam Gagal Panen Akibat Banjir Bandang

LampungBarat,Sumberpintar.com– Fenomena alam sedang tidak bersahabat didaerah Lampung Barat hingga mengakibatkan banjir Bandang, sehingga petani alami gagal panen

Hujan deras mengguyur Kabupaten Lampung Barat pada Rabu, 10 September 2025, sejak siang hingga malam hari.

Hujan yang menggerus turun tanpa henti memicu banjir bandang di Kecamatan Suoh dan Kecamatan Bandar Negeri Suoh.

Air bah merendam permukiman warga, lahan sawah, hingga perkebunan. Sejumlah desa terdampak cukup parah.

Husnan, pengurus Koordinator Kecamatan (Korcam) Tani Merdeka Indonesia Bandar Negeri Suoh

Husnan, pengurus Koordinator Kecamatan (Korcam) Tani Merdeka Indonesia Bandar Negeri Suoh

Di Desa Pekon Banding Agung, Kecamatan Suoh, banjir menerjang Pemangku Gunung Sari. Beberapa rumah warga terendam hingga ke dalam. Bebatuan dan lumpur masuk ke rumah. Empat rumah nyaris roboh. Sejumlah kendaraan ikut terendam, sebagian hanyut terbawa arus deras.

Desa Pekon Tuguratu juga mengalami kerusakan serius. Sekitar 50 hektar sawah siap panen rusak. Sawah mereka dipenuhi batu, lumpur, dan sampah sisa banjir.

Kondisi serupa juga terjadi di Pekon Sukamarga, Ringin Sari, dan Sumberagung. Lahan sawah tergenang karena sungai-sungai kecil di kawasan itu semakin dangkal.

Sungai Sukaraja, Sungai Cibulo, Sungai Ringin Sari, dan Sungai Sumberagung tak sanggup menahan derasnya aliran air.

Di Kecamatan Bandar Negeri Suoh, ratusan hektar sawah juga ikut terendam. Luapan Sungai Way Haru dan Sungai Semangka merendam areal persawahan hingga ke permukiman. Tanggul Sungai Semangka yang rapuh memperburuk keadaan. Air meluap lebih cepat dan merendam lahan di sekitarnya.

Banjir tidak hanya merusak sawah. Lahan perkebunan juga terdampak. Kebun kakao, kopi, dan kelapa milik warga ikut terendam dan mengalami kerusakan.

Husnan, pengurus Koordinator Kecamatan (Korcam) Tani Merdeka Indonesia Bandar Negeri Suoh, mengatakan petani kehilangan harapan untuk musim panen kali ini.

“Ratusan hektar sawah yang siap panen sekarang rusak. Padi terendam dan penuh batu. Kami rugi besar,” ujar Husnan.

Ia menambahkan, banjir bukan kali pertama terjadi di wilayah itu. Setiap kali hujan deras turun, warga selalu waspada karena aliran sungai sudah tidak normal.

“Kami butuh eksavator untuk mengeruk sungai. Sungai-sungai di sini semakin dangkal. Kalau tidak segera dinormalisasi, banjir akan terus datang dan merusak sawah, kebun, bahkan rumah warga,” kata Husnan.

Warga berharap pemerintah segera turun tangan. Bantuan berupa alat berat dinilai mendesak untuk menormalisasi alur sungai. Dengan sungai yang lebih dalam dan alur air yang teratur, risiko banjir dapat ditekan.

Menurut Husnan normalisasi sungai bukan hanya untuk menyelamatkan sawah. Upaya itu juga melindungi kebun dan rumah warga dari banjir bandang yang kerap melanda

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *