Pesawaran, Sumberpintar.com— Prof. Dr. Marselina Djayasinga, SE, MPM, saat bertugas menyerahkan Sang Saka Merah Putih kepada Gubernur Rahmat Mirzani Djausal selaku Inspektur Upacara Peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di atas permukaan laut di Pantai Mutun, Kabupaten Pesawaran, Sabtu (16/08/2025).
Laut Mutun pagi itu tak sekadar menggulungkan ombaknya. Ia menjadi saksi, tempat bendera merah putih berkibar gagah di atas permukaanny dan seorang perempuan, sendirian di antara para pria, berenang teguh membawa baki, membawa Sang Saka Merah Putih.
Dialah Prof. Dr. Marselina Djayasinga, SE, MPM, satu-satunya perempuan yang menjadi petugas inti dalam Upacara Bendera di Laut pada kegiatan Berenang Merdeka 2025 yang digelar oleh Komunitas Perenang Antar Pulau Lampung (KPAPL), Sabtu, (16/08/2025).
Selama empat jam penuh, sosok yang juga merupakan Guru Besar Universitas Lampung ini berenang, mengapung, dan bertahan di tengah lautan.
Sementara langit, dan gelombang laut tak henti memeluk tubuhnya, ia tetap menggenggam tugasnya: pembawa baki.
Sebuah peran simbolis, yang di darat pun tak mudah. Namun hari itu, Prof. Marsel memikulnya di tengah samudera.
“Kesan-kesannya luar biasa,” ucap Prof. Marsel yang juga menjabat Ketua Perkumpulan Istri Ikatan Sarjana Ekonomi (PIISEI) Cabang Lampung dengan mata berbinar.
Air laut masih melekat di kulit, tapi semangatnya menyala seperti fajar yang baru terbit.
“Satu, bangga kita bisa memperingati kemerdekaan ke-80. Kedua, kita bangga bisa mempromosikan pariwisata Lampung. Ketiga, bangga karena banyak warga Lampung mulai menyukai laut, semoga laut kita bersih dan jadi objek wisata andalan. Dan keempat, tentu saja—wakil perempuan di tengah laut, tidak ada takutnya. Merdeka, merdeka!,” seru Prof. Marsel.
Di tengah dominasi peserta laki-laki yang bertugas sebagai pengibar, penggerek, dan pengawal bendera, kehadiran Prof. Marsel menjadi simbol keberanian yang anggun.
Sekretaris Komunitas Perenang Antar Pulau Lampung (KPAPL) ini tak hanya hadir sebagai pelengkap, tetapi sebagai bukti bahwa perempuan pun bisa berdiri sejajar, bahkan dalam kondisi paling menantang sekalipun.