BandarLampung, Sumberpintar.com– Asroni Paslah, Ketua Komisi IV Kota Bandar Lampung, menegaskan, pentingnya perkuat kembali Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan (PIP-WK) di tengah derasnya perkembangan teknologi.
Pernyataan tersebut ia sampaikan saat sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan (PIP-WK), yang merupakan program pemerintah bersama DPRD Kota Bandar Lampung, Selasa (02/12/2025).
Tujuannya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai kebangsaan, terutama di era modern ketika globalisasi dan kemajuan teknologi semakin pengaruhi gaya hidup.
Asroni menilai kegiatan tersebut penting untuk memastikan dan ingatkan nilai-nilai Pancasila tetap tertanam di masyarakat.
Perkembangan Teknologi Mengikis Interaksi Sosial
Dalam paparannya, Asroni menyoroti perubahan pola hidup masyarakat akibat pesatnya teknologi digital.
Menurutnya, intensitas penggunaan gawai, terutama handphone, telah mendominasi aktivitas harian hingga mengikis nilai-nilai sosial.
“Kondisi masyarakat kita hari ini sudah sangat terkikis oleh perkembangan teknologi. Kita lebih sering memegang handphone, membuka Facebook, Instagram, TikTok, dan media sosial lainnya,” ujarnya.
Ia menambahkan, memudarnya kebiasaan Anjangsana atau silaturahmi langsung antarwarga maupun keluarga.
Dahulu masyarakat terbiasa berkunjung untuk bertemu dan berbincang, kini interaksi bergeser ke telepon atau pesan singkat.
“Bahkan ketika berkumpulpun, kita lebih banyak memegang handphone daripada berbincang bersama teman ataupun keluarga”, Terangnya.
Konten Negatif Ancam Pembentukan Karakter Anak
Selain mengurangi interaksi sosial, maraknya konten negatif di media sosial yang dapat diakses anak-anak tanpa filter.
“Di media sosial banyak konten yang belum bisa dicerna oleh anak-anak, tetapi sudah tampil di TikTok, Facebook, atau Instagram. Ini tugas kita sebagai orang tua untuk mengawasi,” katanya.
Asroni menekankan bahwa, pendampingan orang tua sangat penting, agar anak tidak terpapar konten yang dapat pengaruhi pola pikir mereka.
Dalam kesempatan itu, Asroni juga menyinggung kebiasaan sebagian masyarakat yang mudah percaya pada informasi di media sosial tanpa melakukan verifikasi. Banyak warga yang langsung berkomentar atau menyebarkan informasi tanpa memahami kebenarannya.
“Ada konten muncul, ibu-ibu langsung mengetik untuk mengomentari, padahal belum tentu benar.

Bahkan ada yang menghujat pemerintah atau seseorang tanpa tahu faktanya,” tegasnya.
Ia mengingatkan bahwa tindakan tersebut dapat memicu konflik sosial dan memperkeruh suasana, jika informasi yang dibagikan ternyata hoaks.
Asroni mengajak masyarakat untuk tingkatkan literasi digital dan lebih cerdas dalam memfilter informasi. Ia menyarankan warga untuk memastikan kebenaran informasi yang meragukan dengan bertanya kepada tokoh masyarakat atau aparat wilayah.l, “anaknya.
“Tanya dulu kebenarannya kepada tokoh masyarakat, tokoh agama, camat, lurah, atau RT setempat.
Jangan sampai terjebak dengan konten yang tidak jelas menjadi hoaks yang meresahkan,” ujar DPRD Kota Bandar Lampung ketua Komisi IV tersebut.
Sikap kritis, menurutnya, penting dimiliki agar masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh informasi palsu.
Penguatan Wawasan Kebangsaan Harus Jadi Gerakan Bersama
Menutup paparannya, Asroni menegaskan bahwa penguatan wawasan kebangsaan dan pembinaan ideologi Pancasila merupakan tanggung jawab bersama. Generasi muda perlu dibekali pemahaman kuat agar tidak mudah terpengaruh budaya asing melalui dunia digital.
“Ini menjadi tanggung jawab kita semua, pemerintah, masyarakat, orang tua, tokoh agama, dan lingkungan sekitar. Kita harus menjaga agar nilai-nilai kebangsaan tetap hidup dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya.
Setelah sambutan dari Asroni sselanjutnya dua narasumber yaitu ; Rika dan Mahdian Setiawan membahas Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan (PIP-WK).
Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat semakin memahami tantangan era digital sekaligus tetap memegang teguh nilai-nilai luhur bangsa,”harap Asroni.






