BandarLampung, Sumberpintar.com–Lembaga Pemantau Kebijakan Pubik (Lapakk) sudah pernah mengingatkan Ketua Komisi IV DPRD Kota Bandar Lampung, Asroni Paslah yang juga adalah Ketua DPC Gerindra Partai Besutan Presiden Prabowo Subianto agar “Tidak Masuk Angin”.
Hal itu tegas disampaikan Penasehat Lapak, Hengki Irawan, S.P., S.H., M.H pada rabu, 12 November 2025 yang lalu kepada media sebelum melaksanakan aksi terkait dugaan adanya kejanggalan proyek revitalisasi dan juga informasi yang berkembang terkait adanya oknum Anggota DPRD yang diduga terlibat dalam skandal proyek revitalisasi sekolah.
“Jangan pula Komisi IV yang memulai melakukan sidak, jadi masuk angin, baik DPRD maupun Kejati Lampung harus serius mengusut ini,” tegas Hengki di beberapa media, Selasa (12/11/2025).
Diketahui, dalam aksi yang dilakukan Lapak kemarin, (12/11), di kantor DPRD Kota Bandar Lampung, Ketua Komisi IV Asroni Faslah tidak berada dikantor. Saat media ini mengkonfirmasi via whatsapp nomornya dalam keadaan tidak aktif.
Ini sontak menjadi pertanyaan publik, karena diketahui Asroni Paslah pada Senin (3/11/2025) lalu yang mempimpin sidak dan menemukan beberapa kejanggalan.
Kejanggalan itu diantaranya ketidaksesuaian antara kualitas bangunan, indikasi bahwa bahan bangunan untuk beberapa sekolah terkondisi dari satu tempat dan merek yang sama, hingga Ketua P2SP (Pejabat Pembuat Komitmen Sekolah) yang bukan berasal dari Bandar Lampung atau tidak melibatkan warga sekitar.
Mengutip dari rmollampung hari ini (13/11/2025), Asroni Paslah tampak irit bicara. Ia menjelaskan temuan di lapangan sudah diserahkan ke kementerian dan BPK.
“Ada beberapa temuan di lapangan yang kami serahkan sepenuhnya kepada Inspektorat Jenderal Kemendikdasmen dan BPK untuk ditindaklanjuti. Kami minta agar hal ini benar-benar dikawal, karena menyangkut penggunaan dana negara,” ujar Asroni, Kamis (13/11/2025).
Asroni juga mengatakan tidak menemukan adanya pengakuan dari sekolah dan pengawas terkait dugaan ada oknum DPRD yang terlibat.
“Ketika kami melakukan monitoring dan menanyakan langsung, baik dari pihak P2SP, pengawas, maupun kepala sekolah, semuanya tidak mengaku mengetahui dugaan ini,” jelasnya.
Informasi yang dihimpun dari penelusuran media, terungkap oknum DPRD HT yang diduga terlibat dan bahkan melakukan intervensi politik.
Temuan di lapangan, Oknum DPRD HT hingga mengambil alih pekerjaan dari pelaksanaan hingga pengkondisian material. Seorang narasumber yang mengetahui peristiwa itu mengatakan bahwa HT datang ke lokasi proyek dan membubarkan para pekerja dengan alasan mereka tidak memiliki sertifikat K3 konstruksi.
“HT ini kasar mainnya. Dia yang ngatur, dia turun lapangan, dia bersandiwara, seolah semua orang bodoh.
Tiga hari tukang nggak kerja karena dibubarkan dia, lalu dia ambil alih. Tenaga kerja juga nggak ada yang dari warga sekitar. Alasannya semua harus punya sertifikat K3 konstruksi,” ujar narasumber tersebut.
Tak hanya itu, HT juga disebut sempat memarahi pihak sekolah karena terlambat menyerahkan sejumlah dana yang diklaim akan digunakan untuk membayar upah pekerja dan pembelian material.
“HT marah-marah karena kepala sekolah telat kasih uang. Katanya untuk bayar gaji tukang dan material. Semua material dan tenaga itu HT yang kelola,” sambungnya.
Sebuah foto yang beredar menunjukkan HT berada di lokasi proyek saat pembubaran tenaga kerja terjadi. Peristiwa tersebut menambah daftar dugaan kejanggalan dalam pelaksanaan proyek revitalisasi sekolah yang menggunakan dana negara.
Seorang pengunjuk rasa mengatakan kepada media ini, memberikan apresiasi luar biasa kepada Dewi Mayang Suri Djausal, Ketua Fraksi Gerindra DPRD Bandar Lampung.
“Terima kasih kepada Mayang Suri Djausal dan teman-teman DPRD yang telah menerima dan mendukung kemajuan pendidikan di Bandar Lampung,” katanya.
“Terima kasih atas perhatiannya mewakili masyarakat untuk menyuarakan keadilan, kebenaran dan transparansi di dunia pendidikan, kami dengan senang hati bersedia berdialog dan saya yakin teman-teman datang dengan niat perjuangan yang tulus untuk keterbukaan demi majunya dunia pendidikan,” kata Ses Mayang, panggilan akrab Mayang Suri Djausal saat menerima pengunjuk rasa kemarin, Rabu (12/11/2025).






