Pemprov Lampung Apresiasi Peran Mathla’ul Anwar dalam Pendidikan dan Dakwah Umat

Lampung121 Views

Lampung, Sumberpintar.com— Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal melalui Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi Lampung, Ganjar Jationo membuka Musyawarah Wilayah (Muswil) VI Mathla’ul Anwar Provinsi Lampung Tahun 2025 di Ballroom Soeltan Luxe Hotel, Bandar Lampung, Sabtu (25/10/2025).

Dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kadis Kominfotik Ganjar Jationo, Gubernur menyampaikan apresiasi kepada seluruh keluarga besar Mathla’ul Anwar atas kontribusinya dalam bidang pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan umat. Menurutnya, musyawarah wilayah menjadi momentum strategis bagi Mathla’ul Anwar untuk memperkuat peran dan semangat kebangkitan organisasi di Lampung.

“Musyawarah ini menjadi momen refleksi sekaligus revitalisasi niat untuk bangkit. Tidak harus dimulai dengan mimpi besar, tapi dari langkah-langkah kecil yang diilhami oleh semangat iman, ilmu, dan amal,” ujar Ganjar mewakili Gubernur Mirza.

Gubernur menegaskan bahwa pemerintah daerah membuka ruang kolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat, termasuk organisasi keagamaan, untuk mempercepat pembangunan di Provinsi Lampung. Gubernur menilai, kolaborasi yang dimaksud bukan untuk menyeragamkan identitas, melainkan menggabungkan kekuatan dan karakter unik setiap organisasi dalam berkontribusi bagi daerah.

“Perbedaan karakter dan tupoksi tidak boleh menghalangi kita untuk berbuat yang terbaik bagi daerah. Itulah kolaborasi yang dimaksud oleh Pak Gubernur,” lanjut Ganjar.

Dalam kesempatan tersebut, Ganjar juga menyinggung pentingnya peran ormas Islam dalam mendukung pembangunan di sektor pedesaan. Ia menjelaskan, berbagai program strategis nasional kini diarahkan langsung ke desa, termasuk penguatan ketahanan pangan, energi, dan ekonomi lokal.

Menurutnya, salah satu kebijakan penting pemerintah adalah menahan laju bahan pangan mentah keluar daerah agar nilai tambahnya tetap berada di tingkat desa. Pemerintah Provinsi Lampung, kata Ganjar, sedang mendorong penyediaan mesin pengering (dryer) mini yang dapat digunakan antar-desa guna meningkatkan kualitas hasil panen.

“Kalau kadar air jagung bisa bagus, harganya bisa naik dari Rp3.800 menjadi Rp5.000 per kilogram. Ini artinya, nilai ekonominya berputar di desa. Koperasi desa juga bisa terlibat dalam distribusi agar uang tetap beredar di wilayah kita,” ujarnya.

Selain sektor pertanian, Ganjar menyoroti kebijakan nasional yang tengah mendorong desa menjadi pusat energi baru terbarukan. Ia menyebutkan, pemerintah pusat menargetkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) seluas minimal satu hektar di setiap desa.

“Bayangkan kalau ada 80 ribu desa dengan satu hektar PLTS, berapa energi yang bisa dihasilkan. Ini langkah menuju swasembada energi nasional,” katanya.

Ganjar menambahkan, peran ormas Islam menjadi penting dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk menyambut transformasi desa tersebut. Ia mengajak pesantren dan lembaga pendidikan Islam menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan daerah tanpa meninggalkan akar keilmuan keislaman.

“Baca kitab kuning tetap penting, tapi perlu dilengkapi dengan soft skill dan hard skill yang relevan dengan kebijakan pembangunan daerah,” katanya.

Ketua 1 Bidang Pembinaan Daerah Pengurus Besar Mathla’ul Anwar, Dr. KH. Abdul Hakim, yang juga anggota DPD RI, menyampaikan bahwa Mathla’ul Anwar memiliki tanggung jawab besar dalam membina pendidikan dan dakwah di tengah dinamika sosial yang cepat berubah. Ia menegaskan, revitalisasi peran Mathla’ul Anwar sangat relevan untuk menjawab tantangan zaman.

“Dalam bidang pendidikan, Lampung masih harus meningkatkan indeks pembangunan manusianya. Karena itu, Mathla’ul Anwar harus berperan aktif meningkatkan mutu guru, kepala sekolah, dan modernisasi sistem pembelajaran yang memadukan nilai Islam dengan sains dan teknologi,” ujar Abdul Hakim.

Abdul Hakim juga menekankan pentingnya penguatan peran dakwah sosial untuk menjawab persoalan kemiskinan, pengangguran, krisis keluarga, dan radikalisme. Menurutnya, Mathla’ul Anwar harus hadir menjadi pelaku utama dalam perjalanan menuju Indonesia Emas 2045 dengan mencetak sumber daya manusia yang berilmu, beriman, dan berakhlak mulia.

Sementara itu, Ketua PW Mathla’ul Anwar Lampung Muhammad Isa dalam laporannya menjelaskan, Mathla’ul Anwar di Lampung memiliki 14 perguruan, 99 madrasah dan sekolah, serta 10 pondok pesantren yang tersebar di berbagai kabupaten. Namun, sejumlah madrasah mengalami kendala akibat keterbatasan dana operasional dan regulasi yang tidak memungkinkan penarikan SPP.

Meski begitu,Muhammad Isa menegaskan masih banyak prestasi membanggakan dari madrasah-madrasah Mathla’ul Anwar, termasuk santri asal Lampung Selatan yang diterima di Universitas Cambridge, Inggris, melalui beasiswa LPDP.

Ia berharap dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Lampung untuk menghidupkan kembali madrasah dan pondok pesantren yang mengalami kendala, sekaligus memperkuat kerja sama dalam bidang pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan umat.

Musyawarah Wilayah VI Mathla’ul Anwar Lampung diharapkan menjadi momentum kebangkitan organisasi yang telah berperan lebih dari satu abad dalam dunia pendidikan Islam di Indonesia. Pemerintah Provinsi Lampung melihat kehadiran Mathla’ul Anwar sebagai mitra strategis dalam memperkuat sumber daya manusia, menggerakkan ekonomi berbasis desa, dan membangun masyarakat Lampung yang berdaya saing menuju Indonesia Emas 2045.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *