LBH Ansor Dorong RSUDAM Bentuk Tim Terpadu Investigasi Dokter yang Diduga Pungli dan Lalai Akibatkan Pasien Meninggal

Nasional202 Views

BandarLampung,Sumberpintar.com–Ketua LBH Ansor Lampung, Sarhani meminta RSUD Abdul Moeloek membentuk tim independen dengan melakukan investigasi dugaan adanya oknum dokter yang meminta uang kepada pasien BPJS dengan alasan pembelian alat operasi.

Sarhan mengungkapkan,” tindakan tersebut jelas mencoreng citra pelayanan kesehatan di Lampung. RSUD Abdul Moeleok harus komitmen serius dalam merespon kasus tersebut. Jangan sampai peristiwa itu turut menurunkan kepercayaan publik, “Ungkap Sarhani, Jum’at (22/08/2025).

Dia menegaskan, penting dibentuk tim independen untuk investigasi mendalam kasus tersebu, karena bisa jadi kasus yang menimpa korban bukan hal yang pertama dari sebelumnya. Sangat mungkin menurutnya ada korban-korban lain namun tidak tersiar ke publik untuk dii ungkap praktik curang baik mall administrasi, mall praktik yang diduga dilakukan oleh oknum dr Yusmaidi sebagai dr. bedah yang bekerja di RSUDAM dan RS Urip Sumoharjo ini, ” tegasnya.

“Bisa oknum dokter itu sudah melakukannya berulang kali, namun tidak sempat terpublikasi.

Kemungkinan ini harus ditelusuri sehingga terang benderang tidak hanya cukup minta maaf namun harus ada tindakan hukumnya karena telah mengakibatkan nyawa orang lain meninggal akibat kelalaianny, “tegasnya, Jumat, (22/082025)

Dia mengatakan RSUD Abdul Moelok merupakan rumah sakit milik pemerintah tipe A. Rumah sakit ini seharusnya menjadi ikon pelayanan kesehatan di provinsi Lampung dan memiliki fasilitas yang baik.

Pelayanan yang diberikan kepada pasien mencerminkan pemerintah dalam memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat tidak baik-baik saja untuk ndi rumah sakit tersebut,” tambah Sarhani.

Jika pelayanan RSUD Abdul Muluk buruk seperti yang tergambar dalam kasus terbaru ini. Maka secara tidak langsung memberitahu publik buruknya pelayanan kesehatan dari Pemerintah Provinsi Lampung.

“Maka ini harus ditelusuri sampai tuntas, jangan-jangan ada dokter lain yang melakukan hal serupa juga,” kata dia.

Sebelumnya, ramai diberitakan anak 2 tahun dari pasangan Sandi Saputra (27) dan Nida Usofie (23) warga Kabupaten Lampung Selatan meninggal usai menjalani operasi di RSUD Abdul Moeloek.

Bermula 19 Juli 2025, pihak rumah sakit melakukan pemeriksaan di mana putrinya didiagnosis penyakit hispro dan harus menjalani operasi. Namun sebelum dilakukan operasi, ada oknum dokter yang meminta uang Rp. 8 Juta kepada keluarga.

Uang tersebut diminta dengan alasan untuk membeli alat medis yang nantinya digunakan untuk bagian operasi putrinya yang berusia 2 tahun. Namun setelah operasi berlangsung, putri mereka malah meninggal dunia yang diduga akibat kelalaian oknum dr yang menanganinya,”tutup Sarhani.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *